Bagaimana penjelasan dari dasar-dasar paham keagamaan yang ada dalam organisasi NU?
Mari kita simak ulasan berikut ini..
Paham Ahlusunnah waljamaah NU mencakup aspek akidah, fikih dan akhlak. Ketiganya merupakan satu kesatuan ajaran yang mencakup seluruh aspek prinsip keagamaan Islam. NU mendasarkan paham keagamaanya kepada sumber ajaran islam, yaitu Al qur’an, Hadis, Ijma’, dan Qiyas. Dalam memahami dan menafsirkan ajaran islam dari sumber-sumber diatas, NU mengikuti paham Ahlusunnah waljamaah dengan menggunakan jalan pendekatan atau bermadzhab. Dalam bidang akidah mengikuti pola pemikiran Imam Abu Hasan Al Asy’ari dan Abu Mansur Al Maturidi, kemudian dalam bidang fikih mengikuti mengikuti salah satu dari madzhab Hanafi, Syafi’I, Hambali, dan Maliki. Dibidang tasawwuf atau akhlak mengikuti antara lain Imam al-Junaid al-Baghdadi, Imam Ghazali serta imam-imam lainnya.
Dalam NU sendiri terdapat tiga pilar yang dapat menguatkan NU sebagai organisasi islam di di Indonesia, diantara pilar-pilar tersebut adalah harakah, amaliah dan fikrah. Semua warga NU harus sejalan dan memiliki gerak yang sama serta tidak terprovokasi dengan kelompok lain yang menyimpang.
Secara harakah (gerakan) seluruh warga NU harus bergerak sesuai dengan cara NU. Gerakan NU yang baik adalah gerakan yang selaras dan satu koordinasi dengan keorganisasian NU, dapat berjuang bersama secara structural maupun hanya sebagai cultural.
Secara amaliah (cara beribadah), NU merupakan organisasi islam yang mengusung ideologi aswaja serta menjaga kemurnian islam dengan berpegang teguh pada Al qur’an, Hadis, Ijma’, dan Qiyas.
Dan terakhir secara Fikrah (pemikiran) NU senantiasa mengusung nilai-nilai yang berhaluan pada konsep tasamuh, tawasuth, tawazun dan adil. NU tidak condong pada pemikiran radikal ataupun liberal. Ahlusunnah waljamaah merupakan paham yang menekankan pada aktualisasi nilai-nilai islam berupa keadilan, keseimbangan, moderat, toleransi, dan perbaikan atau reformatif. Nilai-nilai ajaran Islam yang telah dirumuskan dalam Ahlusunnah waljamaah yang dijadikan landasan berpikir NU untuk menentukan arah perjuangan dalam rangka perbaikan umat, dengan bercirikan:
1. Fikrah Tawassuthiyah (pola piker moderat), artinya NU senantiasa bersikap tawazun dan I’tidal dalam menyikapi berbagai persoalan.
2. Fikrah Tasamuhiyah (pola pikir toleran), artinya NU dapat hidup berdampingan secara damai dengan pihak lain. Meskipun akidah, cara pikir dan budayanya berbeda.
3. Fikrah Islahiyah (pola pikir reformatif), artinya NU mengupayakan perubahan perbaikan kearah yang lebih baik.
4. Fikrah tathawuriyyah (pola pikir dinamis), artinya NU selalu melakukan kontekstualitas dalam merespon berbagai persoalan.
5. Fikrah manhajiyah (pola pikir metodologis), artinya NU sesantiasa menggunakan kerangka berpikir yang mengacu kepada manhaj yang telah ditetapkan NU
Fikrah Nahdliyyah yang memuat nilai-nilai ahlusunnah waljamaah tersebut, menempatkan kedamaian sebagai misi islam, sebab paradigma Ahlusunnah waljamaah disini mencerminkan sikap NU yang selalu dikalkulasikan atas dasar pertimbangan hukum yang bermuara maslahah dan mafsadah. Inilah pencitraan islam yang sesungguhnya yakni islam yang rahmatan lil alamin dimata dunia, menebarkan kedamaian, dan ketentraman bagi seluruh alam.
0 Komentar
Berkomentarlah Dengan Bijak Tanpa Niat Menyakiti
"Laa Yaquulu Walaa Yaf'alu Illa Ma'rufaa"