Recents in Beach

Mabadi’u Khaira Ummah Nahdlatul Ulama


Mabadi’u Khaira Ummah

Pengertian Mabadi'u Khaira Ummah 

Ahlusunnah Wal Jamaah memiliki prinsip, hakikat tujuan hidup yaitu tercapainya kesimbangan kepentingan dunia dan akhirat, dan selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt. Untuk mewujudkan dan mengamalkan ajaran Ahlusunnah Waljama’ah tersebut, setiap anggota NU harus terpanggil untuk menjadikan dirinya sebagai pelaksana dan pelaku tugas pembawa dan penyebar misi organisasi sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya masing-masing. 

Ada beberapa prinsip ajaran islam yang perlu ditanamkan kepada warga NU agar memiliki mental kuat dan berkarakter, yang biasa disebut Mabadi’u Khaira Ummah.

Mabadi’u Khaira Ummah adalah gerakan pembentukan identitas dan karakter warga NU, melalui penanaman nilai-nilai luhur yang digali dari Paham keagamaan NU. Gerakan Mabadi’u Khaira Ummah merupakan langkah awal dari pembentukan umat terbaik, dalam konteks kekinian dikenal dengan masyarakat madani. 

Sejarah  Mabadi’u Khaira Ummah 

Mabadi’u Khaira Ummah merupakan gerakan untuk membangun etika social dan moral ekonomi. Dicetuskan kali pertama pada Muktamar NU tahun 1939 M di Magelang oleh KH Mahfudz Shidiq yang dikenal dengan istilah Mabadi’u Khaira Ummah as Salsalah (trisila mabadi). Antara lain al-sidqu, al-wafa bi al-‘ahd/amanah, ta’awun. Namun setelah berkembangnya zaman dan kemajuan ekonomi, kemudian dalam Munas Alim Ulama dan Konbes NU di lampung tahun 1992, Mabadi’u Khaira Ummah as-Salasah dikembangkan menjadi Mabadi’u Khaira Ummah al Khamsah (pancasila Mabadi) dengan menambahkan ‘adalah dan istiqomah. Bahkan menurut KH Mahfudz Sidiq dalam Negara yang berdasarkan pancasila, maka mabadi ini digunakan sebagai sarana mengembangkan masyarakat pancasila. Yaitu masyarakat sosialis yang religious yang dicita-citakan oleh NU dan oleh Negara. 

Prinsip-prinsip dan uraian Mabadi’u Khaira Ummah

Ada lima butir yang terdapat dalam Mabadi'u Khaira Ummah, diantaranya:

1. Ash-Shidqu 

Yang berarti benar, jujur, keterbukaan, tidak bohong, dan satunya hati, kata dan perbuatan. Setiap warga NU dituntut jujur, semula pada diri sendiri dan orang lain. Sesuai dengan sifat yang dimiliki Rasulullah sepajang hidupnya, maka harus menjadikan beliau sebagai suri tauladan bagi kehidupan sehari-hari. Sikap ash-Sidqu merupakan bagian terpenting dan kunci kesuksesan kegiatan etika social dan moral ekonomi pada saat ini. 

2. Al amanah wa al-wafa bi al-‘ahdi

Yang artinya dapat dipercaya, memegang tanggung jawab, setia dan menepati janji yang dilandasi kapatuhan serta ketaatan kepada Allah Swt

Dalam kehidupan sehari-hari harus menerapkan prinsip tersebut agar mencapai kesuksesan dan keberhasilan. Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah hingga beliau dijuluki Al Amin.

3. Al Adalah 

Yang artinya bersikap adil, proporsional, objektif, mengutamakan kebenaran, dan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya dan jauh dari pengaruh egoisme. 

Sikap adil merupakan ciri utama yang dimiliki warga nahdliyyin dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap warga harus memegang kebenaran yang objektif dalam pergaulan untuk mengembangkan kehidupan. Warga NU dapat menjadi pengayom masyarakatnya dan memudahkkan membuka jalan kehidupanya. 

4. At-Ta’awun 

Yang berarti tolong menolong, atau sikap saling tolong menolong diantara sesama, setia kawan, gotong royong dalam kebaikan dan taqwa, hubungan timbal balik yaitu memberi dan menerima. Setiap warga NU harus menyadari posisinya ditengah sesama makhluk, harus bisa menmpatkan diri, bersedia menolong dan butuh pertolongan. Mengembangkan ai-ta’awun berarti juga mengupayakan konsolidasi. 

5. Al-Istiqomah 

Yang artinya teguh, jejeg-ajek, dan konsisten, berpegang teguh pada prinsip-prinsip keyakinan dan merutinkan amaliah sesuai keyakinan, berkesinambungan dalam proses maju yang tidak kenal henti 

Itulah lima butir-butir Mabadi’u Khaira Ummah yang ada dalam Ahlusunnah waljamaah. Penanaman mabadi’u Khaira Ummah dilakukan secara intensif, terencana dan berkelanjutan melalui berbagai jalur yang dimiliki NU, Keberhasilan pembangunan bangsa ini akan bergantung pada upaya pembentukan manusia Indonesia, yang tidak hanya memiliki skill saja, akan tetapi watak karakter terpuji serta bertanggung jawab.    


Posting Komentar

2 Komentar

  1. Sangat bermanfaat sekali mbk.... Semangat mba umi. Senang sekali, bisa menambah ilmu. Yg rajin ya mbak nulisnya heehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, semoga bermanfaat, terimakasih atas supportnya mba

      Hapus

Berkomentarlah Dengan Bijak Tanpa Niat Menyakiti
"Laa Yaquulu Walaa Yaf'alu Illa Ma'rufaa"