Tarekat adalah suatu metode praktis untuk membimbing seseorang pencari dengan menelusuri suatu jalan berpikir, merasa, dan bertindak melalui suatu urutan tahap-tahap (maqamat) yang integral dengan pengalamanpengalaman psikologis yang disebut keadaan-keadaan (ahwal) menuju pengalaman tentang realitas Ilahi (haqiqah).Apabila tarekat telah dijalani dengan sungguh-sungguh serta setia menjalani syarat rukun dan adabnya, pada akhirnya akan bertemu pada kebenaran sejati.
Di kalangan para salikin atau pengamal tarikat, istilah tirakat dan riyadhah dikenal sebagai metode. Mujahadah atau biasa di sebut tirakat menurut bahasa artinya bersungguh-sungguh agar sampai kepada tujuan. Secara lebih luas, mujahadah adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh dalam memerangi hawa nafsu (keinginan-keinginan) serta segala macam ambisi pribadi supaya jiwa menjadi suci bersih bagaikan kaca yang segera dapat menangkap apa saja yang bersifat suci, sehingga ia berhak memperoleh berbagai pengetahuan yang hakiki tentang Allah dan kebesaran-Nya.
Adapun riyadhah artinya “latihan”. Maksudnya adalah latihan rohaniah untuk menyucikan jiwa dengan memerangi keinginan-keinginan jasad (badan). Proses yang dilakukan adalah dengan jalan melakukan pembersihan atau pengosongan jiwa dari segala sesuatu selain Allah, kemudian menghiasi jiwanya dengan zikir, ibadah dan berakhlak mulia. Pekerjaan yang termasuk kedalam amalan riyadhah adalah mengurangi makan, mengurangi tidur untuk salat malam, menghindari ucapan yang tidak berguna, dan berkhalwat yaitu menjauhi pergaulan dengan orang banyak diisi dengan ibadah, agar bisa terhindar dari perbuatan dosa.
Tujuan riyadhah adalah untuk mengontrol diri, baik jiwanya maupun badannya, agar roh tetap suci. Karena itu, riyadhah haruslah dilakukan secara sungguh sungguh dan penuh dengan kerelaan. Riyadhah yang dilakukan dengan kesungguhan dapat menjaga seorang salikin dari berbuat kesalahan, baik terhadap manusia ataupun makhluk lainnya, terutama terhadap Allah Swt. Dan bagi seorang sufi riyadhah merupakan sarana untuk mengantarkan dirinya lebih lanjut pada tingkat kesempurnaan, yaitu mencapai hakekat.
0 Komentar
Berkomentarlah Dengan Bijak Tanpa Niat Menyakiti
"Laa Yaquulu Walaa Yaf'alu Illa Ma'rufaa"