Recents in Beach

KEISTIMEWAAN MAULID AD DIBA'I

Keistimewaan maulid Ad Diba'i

Pendapat Ulama tentang Maulid Diba’ Banyak ulama yang memberikan komentar positif tentang isi dan kandungan Maulid Diba’. Di antaranya sebagaimana dijelaskan dalam kitab Mil’ul Awâni:

 هَذَا الْكِتَابُ مُمَيِّزَاتٌ كَثِيْرَةٌ. أَبْرَزَ بِهِ الْمُؤَلِّفُ المُعْجِزَاتِ القُرْآنِيَّةِ وَأَنْوَارَ السُّنَّةِ النَّبَوِيَةِ سَاطِعَةً لَاشِيَةً فِيْهَا 

Artinya, “Kitab ini memiliki perbedaan yang banyak (dengan kitab lainnya). Penyusun menjelaskan beberapa mukjizat dalam Al-Qur’an, dan cahaya hadits nabi yang jelas dan merata di dalamnya.” (Al-Anshari, Mil’ul Awâni, halaman 11). Dalam Maulid Diba’ penyusun menampakkan rasa cinta pada Rasulullah saw dengan hakikat cinta, memujinya dengan hakikat pujian yang sebenarnya, mengungkapkan kerinduan dengan rindu yang sebenarnya, sehingga bisa menjadi penyebab untuk mendekatkan diri kepada Allah sekaligus sebagai media untuk menambah cinta kepada-Nya, Rasulullah saw dan sahabatnya. Tidak hanya itu, Maulid Diba’ juga menjadi referensi untuk meneladani hidup Rasulullah saw yang menjadi rahmat kepada umatnya. 

Dalam pembacaannya, Imam ad-Diba’i tidak hanya memerintahkan pembaca untuk bershalawat, namun juga mengajak untuk menghadirkan Rasulullah saw dalam dirinya, sebagaimana dalam salah satu mukadimah Maulid Diba’ disebutkan:

 أَحْضِرُوا قُلُوْبَكُمْ يَا مَعْشَرَ ذَوِي الْأَلْبَابِ، حَتَّى أَجْلُوَ لَكُمْ عَرَائِسَ مَعَانِي أَجَلِّ الْأَحْبَابِ 

Artinya, “Hadirkanlah hatimu wahai orang-orang yang berakal sehat, sehingga bisa kujelaskan kepadamu makna-makna keagungan seorang kekasih yang paling dicintai Allah.”



Posting Komentar

0 Komentar