Marhaban Ya Ramadhan
Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan pendidikan, kepedulian social dan bulan yang penuh dengan kepekaan diri seorang hamba atas intruksi Allah Swt. Bagian yang terakhir, merupakan bagian utama yang ingin dijangkau oleh kalangan hamba Allah Swt., di bulan yang berisikan rahmat, maghfirah dan pelepasan atau menjauhkan siksa api neraka bagi yang berpuasa. Ramadhan identik dengan puasa dan merupakan jargon utama dari aktivitas ibadah lainnya yang dilakukan oleh seorang hamba Allah Swt. Oleh karena itu, puasa akan memberikan pendidikan, kepedulian sosial, dan jalan menuju kedekatan diri seorang hamba kepada Allah Swt., melalui kepekaannya dalam menghubungkan makna ibadah yang telah dilakukannya dengan kondisi perbuatan individu dan sosialnya sehari-hari
Muatan hikmah yang terdapat dalam bulan Ramadhan ada banyak sekali, salah satunya adalah kesadaran akan mulut yang berdosa. Dalam beberapa tahun belakangan, bahwa bau mulut seorang yang berpuasa telah menjadi keresahan bagi orang-orang yang berada disekitarnya. Tidak sedikit iklan menyayangkan upaya untuk menghilangkan rasa bau mulut tersebut. Sesungguhnya, bau mulut bagi yang berpuasa telah dikodratkan bagi yang berpuasa bahwa ia untuk berhati-hati dalam berkata-kata terutama dalam menghina dan memfitnah diri orang lain. Hinaan dan fitnaahan yang dilemparkan kepada orang lain tersebut seperti bau mulutnya sehingga menjadi hal yang sangat memalukan. Padahal, tujuan Allah Swt., memberikan bau mulut tersebut kepad orang yang berpuasa agar ia sadar bahwa bias saja ia juga bias dihina dan difitnah atau bias saja dia berbuat hal yang hina dan mengundang orang untuk berbuat fitanah pada dirinya atau mengundang dirinya untuk menjadi fitnah. Kajian kesadaran seorang hamba bahwa bau mulut tersevut mengingatkan kita kepada hal yang hina maka kita akan terhenti untuk menghina diri orang lain sebab kehinaan tersevut juga bias hadir pada diri kita. Akhirnya orang yang berpuasa akan selamat dari melakukan hal- hal yang hina dan menghina orang lain di sekitarnya.
Rasulullah Saw pernah bersabda "bau mulut orang yang berpuasa nanti di akhirat seperti wangi minyak miski" sebagian manusia, terutama hamba Allah Swt., memahaminya secara tektual sehingga menutup kemungkinan maksud hadis tersbut dan menganggap hadis ini tdk masuk akal. Padahal, maksud hadis tersebut jelasa dengan memahaminya secara kontekstual, yaitu dengan menjaga mulut kita untuk melakukan peghinaan kepada orang lain dan menyadari bahwa kita juga bisa dihina oleh orang lain, maka akan membuatnya untuk berkata-kata hanya yang baik-baik saja. Hal tersebut dikuatkan oleh hadis Rasulullah saw, yang artinya "barang siapa yang mengakui dirinya beriman kepada Allah swt dan hari kiamat maka berkatalah yang baik atau diam"
Semoga kita semua bisa menyambut Ramadhan dengan penuh berkah. Amin
0 Komentar
Berkomentarlah Dengan Bijak Tanpa Niat Menyakiti
"Laa Yaquulu Walaa Yaf'alu Illa Ma'rufaa"